RENUNGAN WARTA JEMAAT GEREJA KRISTEN INDONESIA / 040-2010
MINGGU 3 OKTOBER 2010


PERJAMUAN KUDUS
(Sebuah Konsep Mempertahankan Keutuhan Keluarga)



Perjamuan Kudus bukan semata menjadi rutinitas sehingga kehilangan makna utamanya. Bukan hanya soal makan roti dan minum anggur yang kelihatan itu. Juga tidak ada unsur magis pada roti dan anggur tersebut.

Makna yang utama dari Perjamuan Kudus adalah mengingatkan karya penyelamatan Kristus yang dilakukanNya di kayu salib. Dengan mengingat hal tersebut, perhatian umat diarahkan pada masa depan yaitu menanti kedatangan Kristus kembali untuk menggenapi kemuliaanNya. Apakah makna tersebut telah Saudara rasakan setiap kali merayakan Perjamuan Kudus?

Penghayatan akan makna Perjamuan Kudus tersebut membuktikan kasih Allah yang sempurna dalam memelihara umatNya. Ia yang awalnya memiliki inisiatif untuk menjaga keutuhan hubungan dengan umatNya. Manusia yang telah terpisah dari Allah karena dosa, dapat bersekutu denganNya karena Kristus telah menjadi jalan perdamaian. Kini umatNya disebut keluarga Allah. Sudahkah umatNya merespon dengan hidup dalam perdamaian dengan Allah dan sesama?

Jika Allah saja berkenan untuk menjaga hubungan baik dengan umatNya. Apakah umatNya (Saudara dan saya !) tidak malu ketika makan roti yang menjadi simbol tubuhNya dan minum anggur yang adalah simbol darahNya tidak menjaga hubungan baik dengan sesamanya?

Perjamuan Kudus yang kita rayakan sekarang, terlaksana pada bulan Oktober yang dipahami Gereja Kristen Indonesia (GKI) sebagai bulan keluarga. Maka biarlah dengan penghayatan akan makna Perjamuan Kudus tersebut menjadi pendorong yang kuat dalam mempertahankan keutuhan keluarga (Rumah Tangga) kita. Camkanlah perkataan Tuhan Yesus ini : Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seseorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya. Kamu adalah sahabatKu, jikalau kamu berbuat apa yang Kuperintahkan kepadamu (Yohanes 15 : 13-14).